Senin, 06 Juni 2016

Pulih Dari Trauma Masa Lalu

Pulih dari Trauma Masa Lalu

Jika trauma sudah pulih: Kemarahan, kekecewaan, dendam, sakit hati, dan benci sudah digali dan lepaskan (tentu butuh proses dan pendampingan konselor) maka seseorang baru dapat memaafkan/mengampuni dengan tuntas.
Pengampunan/memaafkan tidak pernah pada urutan pertama, sebaiknya harus urutan terakhir.
Pengampunan/memaafkan tidak harus menjadikan sikap/perilaku kita menjadi seperti sedia kala sebelum masalah itu terjadi. Jangan juga menjadi orang munafik, sampai menjadi sedia kala itu butuh proses yang lebih panjang, membutuhkan keterampilan dan kecakapan mengelola emosi
Pengampunan adalah ingat tetapi tidak sakit lagi.
Sabarlah dengan pertumbuhan diri sendiri dan sabarlah dengan pertumbuhan orang lain.
Setelah mampu mengampuni atau memaafkan maka, cinta kita bisa bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Namun jika tidak maka kebencianlah yang bertambah 2 kali lipat.

Salam Konseling Ok

Jontrianto
Konselor Keluarga, karir, dan Kesehatan Mental
Penulis Buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari
Penanggung Jawab Sekolah Anak berkebutuhan Khusus White Light Medan

Mencari Pasangan seperti Figur orangtua?

Mencari Pasangan seperti Figur orangtua?

Beberapa orang menganggap pernikahan sebagai sarana mencari figur yang dibutuhkan. Mereka ingin mendapatkan figur tersebut dalam diri pasangan hidup mereka. Sehingga pemilihan kriteria calon mereka buat dengan sebaik-baiknya.
Misalnya, ada yang menginginkan calon pasangan hidup yang lebih tua, yang lebih muda delapan tahun, bukan anak sulung, berbadan besar, kebapakan, keibuan, dewasa, dan sebagainya.
Mereka yang dibesarkan tanpa kasih sayang cenderung berjuang mengubah perilaku pasanganya. Dia selalu merasa tidak puas, dan selalu merasa ada saja yang kurang.
Kondisi lain yang memburuk pasangan adalah salah satu atau keduanya miskin figur orangtua.
Misalnya jika istri kekurangan figur ayah, ia berharap dengan perkawinannya suaminya dapat menggantikan ketidakhadiran ayahnya.
Jika hal ini masih belum dibereskan saat masuk kepernikahan, akan muncul cinta neurosis.Nampaknya dia cinta pada suami, tetapi sesungguhnya dia mencintai untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin, yaitu pengganti figur ayah

Ada baiknya, sebelum menikah Anda konsultasi dengan konselor Anda.

Salam Konseling Ok

Jontrianto
Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penulis Buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari
Penangung jawab Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus White Light, Meda

Kamis, 02 Juni 2016

Kekuatan Pujian, Afirmasi dan Pelukan

Kekuatan Pujian, Afirmasi dan Pelukan

Banyak orang yang sepele atau menganggap remeh dengan kata-kata pujian,afirmasi (kata peneguhan) dan pelukan. Walaupun kelihatannya sepele, namun tidak semua orang mampu mengucapkannya atau melakukannya.

Sebagian orang tidak pernah menerima dan merasakannya, sehingga mereka sulit menerapkan dan melakukannya. Sebagian orang mengalami trauma dan menyimpan banyak luka, sehingga mereka menjadi apatis, sensitif, dan merasa "asing" melakukannya.

Kata-kata pujian, afirmasi dan pelukan jika rutin dan tidak berlebihan dilakukan akan banyak mengobati dan menyembuhkan luka, kemarahan, trauma dan sakit hati. Serta akan membentuk dan membangun harga diri orang yang menerimanya kemudian akan menambahkan rasa cinta dari orang yang menerimanya

Percayalah jika Anda telah melakukannya maka Anda pasti mendapatkannya juga

Salam Konseling Oke

Jontrianto

Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penulis Buku
Penanggung Jawab Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus White Light

Jangan Terlalu Dini Mengampuni

Jangan Terlalu Dini Mengampuni

Karena pemahaman ajaran agama yang salah, "desakan" dari pimpinan agama dan teman seiman, takut dikatakan tidak beriman, dan perasaan takut berdosa, maka banyak orang yang terlalu dini mengampuni, pengampunannya "premature", belum siap mengampuni, namun dipaksakan mengampuni. Sehingga tidak jarang orang yang "katanya" mengampuni namun masih menyimpan dendam, sakit hati, kemarahan, dan luka yang besar. Akibatnya mereka sulit memaafkan dengan tuntas.
(Kita bisa terluka kepada pasangan, orangtua, anak, saudara kandung, keluarga besar dan orang lain)
Mengampuni dengan tuntas harus melewati proses, tahapan dan waktu serta pendampingan konselor.
Beberapa tahapannya adalah:
Pertama, melepaskan kemarahan-kemarahannya
Kedua, adanya upaya restoring atau memulihkan (mengingat hal yang baik dan positif dari orang yang melukainya)
Ketiga, orang yang terluka membutuhkan empati dari kita
Keempat, dalam proses pemulihan mereka perlu anugerah Tuhan untuk dapat mengampuni
Kelima, barulah mereka dapat mengampuni
Keenam, mereka masuk dalam tahap rehabilitasi. Kasih menutupi banyak kesalahan.

Karena mengampuni adalah ingat namun tak sakit lagi. (butuh proses)

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penulis Buku
Penanggung Jawab Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus White Light

Rabu, 01 Juni 2016

amati diri Anda

Sebagian orang tidak sadar kalau mereka sedang depresi, mengalami perubahan perilaku dan sikap bahkan tindakan yang drastis. Karena tekanan yang terlalu berat, mereka berada pada ambang batas kemampuan menerima tekanan/beban.
Membuat mereka seperti menjadi "serigala" yang siap menerkam orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka kehilangan sukacita, menjadi sangat sensitif, sulit tidur, mengalami kecemasan dan kekuatiran yang berlebihan. Di samping itu mereka kehilangan kemampuan berinteraksi sosial, cenderung menyendiri, tidak semangat melakukan aktifitas, dan sedih/menangis berkepanjangan.
Jika Anda mengalaminya, konsultasilah dengan konselor Anda.

Salam Konseling Ok

Jontrianto
Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penanggung Jawab: Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus White Light

memahami kebutuhan anak

Sebagian orangtua tidak memahami kebutuhan emosi anak-anaknya, mereka juga tidak mengamati pertumbuhan dan perkembangan kemampuan dan potensi anaknya. Pada umumnya setiap orangtua selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya, namun sebagian dari mereka mengalami kendala dalam penyampaian atau tindakannya.
Harapan yang terlalu tinggi pada anak yang melebihi kemampuan anak, terlebih lagi jika anak mengalami keterbatasan fisik dan mental merupakan suatu tekanan yang berat bagi anak. Mereka merasa "terancam", dan merasa tidak nyaman dengan sikap orangtua mereka. Hampir setiap anak mengalami depresi karena mendapat "tekanan" dari orangtuanya.
Berhenti menjadikan anak Anda seperti kemauan Anda. Berhenti menjadikan Anak Anda menjadi seperti anak orang lain.
Banggalah memiliki mereka..

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penangung jawab: Sekolah Berkebutuhan Khusus White Light

kekuatan pujian

Seorang ibu lanjut usia 60 thn-an mengalami depresi bertahun-tahun lamanya, ibu ini menceritakan sejak usia 9 thn membantu orangtua untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga dan membantu merawat saudara2 kandungnya yang berjumlah 8 orang.
Memberikan penghargaan dan pujian dalam bentuk kata-kata akan membuat seseorang merasa dihargai dan membentengi seseorang agar tidak depresi dan tentu akan menyembuhkan banyak luka-luka yang sudah "karatan".
Rutinlah menghargai dan memuji dalam bentuk kata-kata orang-orang yang ada di sekitar Anda, khususnya anggota keluarga Anda.

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor keluarga, karir, dan kesehatan mental
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah
Penanggung jawab: sekolah anak berkebutuhan khusus white light