Kamis, 02 Juni 2016

Jangan Terlalu Dini Mengampuni

Jangan Terlalu Dini Mengampuni

Karena pemahaman ajaran agama yang salah, "desakan" dari pimpinan agama dan teman seiman, takut dikatakan tidak beriman, dan perasaan takut berdosa, maka banyak orang yang terlalu dini mengampuni, pengampunannya "premature", belum siap mengampuni, namun dipaksakan mengampuni. Sehingga tidak jarang orang yang "katanya" mengampuni namun masih menyimpan dendam, sakit hati, kemarahan, dan luka yang besar. Akibatnya mereka sulit memaafkan dengan tuntas.
(Kita bisa terluka kepada pasangan, orangtua, anak, saudara kandung, keluarga besar dan orang lain)
Mengampuni dengan tuntas harus melewati proses, tahapan dan waktu serta pendampingan konselor.
Beberapa tahapannya adalah:
Pertama, melepaskan kemarahan-kemarahannya
Kedua, adanya upaya restoring atau memulihkan (mengingat hal yang baik dan positif dari orang yang melukainya)
Ketiga, orang yang terluka membutuhkan empati dari kita
Keempat, dalam proses pemulihan mereka perlu anugerah Tuhan untuk dapat mengampuni
Kelima, barulah mereka dapat mengampuni
Keenam, mereka masuk dalam tahap rehabilitasi. Kasih menutupi banyak kesalahan.

Karena mengampuni adalah ingat namun tak sakit lagi. (butuh proses)

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga, Karir, dan Kesehatan Mental
Penulis Buku
Penanggung Jawab Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus White Light

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda