Selasa, 19 April 2016

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Penting sekali edukasi tentang penyakit depresi di kalangan umat beragama. Minimnya pemahaman dan informasi mengenai penyakit ini, menggoda kita untuk menyembunyikan dan mendiamkan anggota keluarga kita yang menderita penyakit ini. Sebagian orang cenderung merasa aib dan malu jika memberitahukan pada orang lain jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit ini.
Malu untuk bertemu dokter psikiater atau konselor, karena ada mitos bahwa kalau sudah bertemu dokter psikiater pasti sudah "gila". Kalau bertemu konselor pasti sudah memiliki masalah. Faktanya adalah orang yang bertemu dokter psikiater dan konselor adalah orang yang dewasa mental dan emosi.
Saat ini banyak penderita depresi yang tidak tertolong karena minimnya edukasi dan pemahaman mengenai penyakit ini. Tidak jarang yang mencoba untuk bunuh diri. Ingat penderita depresi bisa pulih jika ditangani dengan benar dan bertemu orang yang tepat.
Keluarga atau pendamping yang anggota keluarganya penderita depresi juga butuh diedukasi, diberi pemahaman, dan keterampilan bagaimana mendampingi mereka yang memiliki anggota keluarga depresi. Keluarga atau pendamping memiliki pengaruh yang besar membuat orang depresi menjadi pulih atau malahan semakin parah yang dapat berakibat fatal bagi penderita depresi yaitu bunuh diri. Tidak jarang keluarga dan pendamping depresi juga ikut-ikutan "depresi" ( pemarah, tidak sabar, bicara ketus, mengancam, bertengkar, dll)
Lihatlah lembaga-lembaga agama, baik gereja atau vihara. Berapa banyak anggaran yang disediakan bagi anggotanya yang mengalami penyakit depresi. Seberapa sering umat diberi edukasi atau pemahaman tentang penyakit ini. Dari hasil pengamatan penulis, penderita depresi adalah orang-orang yang terabaikan/terhilang dari perhatian lembaga agama.
Inilah alasan saya mengapa saya bermimpi mendirikan pusat rehabilitasi penderita depresi. Spy meringankan beban keluarga atau pendamping penderita depresi.
Tuhan pasti mempertemukan orang-orang yang se-visi dan se-mimpi dengan saya.
Obat-obatan penderita depresi begitu mahal, pendampingan penderita depresi bukanlah hal yang mudah, mereka butuh kasih yang tidak terbatas, kesabaran, dan waktu dari kita. Penderita depresi, butuh diobati dan di konselingi. Keluarga atau pendamping penderita depresi butuh di konselingi.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Saya bekerja sama dengan dokter psikiater, beliau memiliki hati sosial yang tinggi..
Semakin besar luka/masalahmu, semakin besar kelak Engkau dipakai Tuhan untuk menolong orang lain
Rasa malu tidak pernah menolong dan memyembuhkan luka kita

Pertolongan datang saat kita berani terbuka.
Keterbukaan adalah awal pemulihan.

Salam konseling oke

Pdt. Jontrianto MTh konseling (cand)
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda