Selasa, 19 April 2016

"penghibur sialan" (Ayub 16:1-2)

Ketika Ayub mengalami masalah; Usahanya bangkrut, anak-anaknya meninggal dunia, istrinya meninggalkannya, karyawannya meninggal dunia dan meninggalkannya. Selain itu Ayub kehilangan seluruh harta bendanya, dari orang kaya menjadi jatuh miskin dan yang paling menyedihkan Ayub jatuh sakit parah (pada zaman itu sakit ayub merupakan najis bagi orang)
Datanglah sahabat-sahabat Ayub: Ayub 2:11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia
Namun setelah teman-temannya berbicara begitu banyak pada Ayub, berkatalah Ayub kepada mereka demikian:
Ayub 16:1-2 Tetapi Ayub menjawab: "Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur sialan kamu semua!
Ada berapa banyakkah teman kita yang menjadi "penghibur sialan"? Teman yang cenderung menghakimi dan mengajari kita, tanpa memahami perasaan kita? teman yang cenderung mempersalahkan kita, seolah-olah kita salah semua? teman yang kalimat-kalimatnya sepertinya baik, tetapi justru sepertinya lebih pandai/rohani dari kita? Mereka kerap membandingkan-bandingkan kita dengan dirinya atau dengan diri orang lain. Perkataan yang acapkali mereka gunakan adalah: "Masak gitu saja kamu...... masalahku lebih berat dari masalahmu... banyak orang lain yang memiliki masalah tidak sepertmu mengatasinya, itulah apa ku bilang, di mana imanmu, kurang berdoa, kurang percaya, dan lain sebagainya".
Ayub mengatakan kepada teman seperti ini "penghibur sialan kamu semua"
Jika kita memiliki teman yang sedang dalam keadaan masalah, luka, sakit hati atau fisik, apayang harus dilakukan:
1. Turutlah empati
2. Terimalah, pahamilah, dan setujuilah perasaannya
3. Hendaklah cepat mendengar dan lambat berkata-kata (yang mereka butuhkan adalah telinga kita untuk mendengar; bukan mulut kita yang banyak bicara
4. Bersabarlah mendampingi mereka; kadang sikap mereka bisa menjengkelkan kita; sabarlah pada pertumbuhan orang lain dan sabarlah pada pertumbuhan diri sendiri;
5. Tidak perlu memberi nasehat dan membanding-bandingkannya pada siapapun
6. Jangan menyelepelekan/merohanikan masalah mereka (menganggap bahwa masalah itu hanya masalah kecil)
7. Biasanya masalah itu terjadi/meledak karena sudah disimpan/dipendam begitu lama
8. Pada umumnya setiap orang ingin agar masalahnya cepat-cepat berlalu, ubahlah pola pikir ini..belajarlah menghadapi masalah, jalanilah kesulitannya dan teruslah mengandalkan Tuhan dalam hidup kita
9. Mereka membutuhkan kasih yang tidak terbatas dari kita.
Jika Anda tidak mampu melakukan hal ini (1-9) sebaiknya janganlah bertemu mereka, karena mungkin saja kehadiran Anda malah menambah luka baru bagi mereka.
Semoga kita menjadi teman yang baik bagi orang lain.
Jadilah penghibur yang baik,

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda