Jumat, 28 November 2014

mengerti kemudian


Banyak hal yang bisa kita pelajari dari apa yang kita lihat, rasakan, alami, dan dengarkan. Banyak hal yang dapat mengajari  dan mendidik kita. Jangan terburu menilai yang buruk dan pesimis dengan apa yang saat ini kita hadapi. Kita tidak akan mengerti sekarang, tetapi akan mengerti kemudian, sebelum nanti itu datang, lebih banyaklah memberikan waktu untuk berdiskusi dengan Tuhan dan hati-hatilah bertindak, agar kesalahan masa lalu bisa kita hindari

Terbatas bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa



Meskipun semuanya serba terbatas, serba minim, serba kurang, serba tidak ada, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerah apalagi pasrah dengan keadaan itu. Kadangkala ketika kita menghadapi persoalan-persoalan tersebut kita menjadi orang yang bekerja asal-asalan dan semeraut. Satu-satunya cara untuk mengatasi persoalan itu adalah berfokuslah kepada apa yang ada, kerjakan apa yang ada, kembangkan apa yang ada, nikmatilah apa yang ada, dan apa yang masih tersisa. Hiburkanlah hati kita, karena selalu ada yang lebih luar biasa yang kadang kala tak bisa kita lihat dengan kaca mata kita.

lihatlah dari berbagai sisi



Banyak orang melihat hanya dari satu sisi, tak mampu melihat dari banyak sisi. Kita sering merasa tahu rasa makanan padahal kita belum mencicipinya. Ada banyak hal yang perlu dilatih dan perlu kita pelajari. Yang belum tahu harus mau belajar. Yang tidak mampu harus jujur mengatakan tidak mampu. Kejujuran itu patut dihargai..

Optimislah...


Orang-orang yang punya mimpi pasti orang-orang yang punya tujuan dan biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang selalu dapat melihat kesempatan dan peluang. Mereka adalah orang-orang yang optimis sekalipun orang disekelilingnya memandangnya pesimis. Orang optimis selalu memandang orang-orang pesimis sebagai bahan bakar bagi nya untuk semakin optimis

Anak Favorit Bapak Dan Anak Favorit Ibu (Bag 1)



cerita ini merupakan salah satu cerita dari buku INILAH YANG AKU CARI 1
Anak Favorit Bapak Dan Anak Favorit Ibu (Bag 1)
Dalam sebuah keluarga bisa saja terjadi demikian: Si ibu lebih dekat dengan anak laki-lakinya dan si bapak lebih dekat dengan anak perempuannya, atau bisa juga terjadi sebaliknya. Terjadi juga demikian: Si ibu lebih dekat dengan anak laki-laki bungsu dan si bapak lebih dekat dengan anak laki-laki sulung, atau bisa juga terjadi sebaliknya. Terjadi juga demikian:  Si ibu lebih dekat dengan anak ke 3 dan si bapak bisa lebih dekat dengan anak ke 2, atau bisa juga dengan anak yang lainnya.  Terjadi juga demikian: Si ayah dan si ibu lebih dekat dengan anak yang bungsu, namun tidak dekat dengan anak yang sulung, atau bisa juga terjadi sebaliknya. Hubungan yang lebih dekat yang saya maksud di sini adalah bahwa lama-kelamaan akan menjadi memfavoritkan salah satu anak. Si ayah atau si ibu lebih suka dekat, lebih suka memperhatikan, lebih suka mendengar, lebih suka memenuhi keinginan/pemintaan, lebih suka membawa jalan-jalan dan lebih suka membela salah satu anaknya. Apakah hal ini terjadi dalam keluarga anda? Pernah tidak anda memikirkan mengapa anda melakukan hal yang demikian? Lalu pernahkah  anda memahami atau mendalami perasaan anak anda yang tidak anda favoritkan itu??
            Mungkin anda sering berkata “ngaklah.. mana ada saya beda-bedakan anak saya”? “Mana mungkin saya lebih dekat pada anak yang satu dan lebih jauh pada anak yang lain”? “Mereka semua kan anak kandung saya”? “Lahir dari rahim saya’? Tetapi sikap, perilaku dan pola asuh anda sangat berbeda dengan apa yang anda ucapkan di atas. Cara anda mengasuh mereka, sikap anda dan perilaku anda pada mereka, sudah menunjukkan pada mereka bahwa anda sedang menjalankan praktek “membeda-bedakan” atau memfavoritkan salah satu anak. Jika anda sebagai orang tua secara jujur terbuka dengan perasaan anda, maka anda akan memahami bahwa anda sedang memfavoritkan anak yang satu dan kurang memperhatikan anak yang lain. Sebagai contoh, jika anda membeli sesuatu untuk anak anda!! Anak yang manakah dalam hati anda yang langsung teringat untuk anda belikan? Atau anda sudah mulai membeda-bedakan jenis barang atau harga barang tersebut. Jika harga barangnya mahal dan bagus akan diberikan pada anak kesayangannya, tetapi kalau barangnya sederhana dan harganya agak murah, akan diberikan kepada anak yang lainnya. Mungkin dalam hati anda berkata demikian, “daripada tidak dibelikan, yah.. belikanlah yang penting asal ada saja”.
            Banyak orang tua yang berpikir bahwa anak-anak mereka tidak memperhatikan, mengamati dan menilai bagaimana orang tua mengasuh, bersikap dan berperilaku pada mereka. Sebenarnya anak-anak sangat mengerti bapaknya dan ibunya lebih dekat pada siapa, lebih sabar pada siapa, lebih membela pada siapa, lebih mengerti pada siapa, lebih memenuhi permintaan siapa, lebih mendengar pada siapa dan lebih peduli pada siapa. Mereka sangat paham dan sangat mengerti dengan pola asuh orang tuanya. Jangan berpikir demikian “Ahh.. mereka kan masih kecil, ga tau apa-apa”!! Walaupun mereka masih kecil tetapi mereka sangat cepat “merekam” seluruh sikap, perilaku dan pola asuh anda pada mereka. Bahkan sejak mereka dalam kandungan pun, mereka mulai memahami dan mengerti perasaan dan sikap anda pada mereka.
            Mengapa anda membeda-bedakan pola asuh terhadap anak-anak anda? Mengapa ada anak kesayangan di rumah? Mengapa ada anak favorit di rumah? Mengapa anda sebagai orang tua mengajari dan mendidik mereka dengan cara demikian? Apakah anda tidak berpikir bahwa pola asuh yang seperti ini akan merugikan kehidupan anda sendiri dan akan merugikan kehidupan anak-anak anda, bahkan di sepanjang hidup mereka? Anda akan mewariskan banyak luka-luka dan pengajaran-pengajaran yang tidak sehat dan tidak baik pada mereka. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam mengasuh anak-anak anda..