Minggu, 24 April 2016

Terapi Penghargaan

Terapi Penghargaan

Salah satu kasus keluarga dalam pelayanan konseling adalah minimnya penghargaan sesama anggota keluarga. Kebutuhan dihargai adalah kebutuhan emosi setiap manusia. Kebutuhan ingin dihargai ini bisa secara aktif diperlihatkan bisa juga secara pasif, tergantung dari karakter pasangan Anda.
Pasangan yang aktif (adalah seseorang yang suka bicara, suka berhadapan dengan manusia, bukan orang rumahan) akan memperlihatkan secara terbuka (ke luar); yang bisa dilihat orang. Sementara pasangan yang pasif (adalah seseorang yang pendiam, kurang suka berteman/tidak memiliki banyak teman, lebih senang berada di rumah) akan memperlihatkannya tertutup (ke dalam); yang tidak suka terang-terangan dilihat orang.
Bagaimanapun cara pasangan kita mengaktualisasikan dirinya, kebutuhan emosinya tetap sama yaitu “ingin dihargai”. Konflik akan semakin meningkat bila pasangan merasa kurang dihargai oleh pasangannya
Terkadang kita bisa begitu kelihatan baik pada orang lain anak anak orang lain, namun tidak demikian dalam keluarga kita.

Rutinlah memuji atau menghargai pasangan Anda, sekalipun hal itu hanya hal-hal kecil
Rutinlah memuji anak-anak Anda sekalipun saat mereka tidak layak menerimanya

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah

Jumat, 22 April 2016

Kekuatan Seorang Wanita

Pada kenyataannya bahwa:

Seorang istri sanggup tidak menikah lagi dan sanggup membesarkan dan merawat anak-anaknya sendiri tanpa suami (laki-laki). Namun seorang suami (pria) tak sanggup hidup tanpa istri (wanita).
Kalau enggak percaya, cobalah berkunjung ke rumah suami (pria) saat istrinya meninggalkannya selama 1 minggu. Jadi apa itu rumah?

Selain itu seorang istri (wanita) jauh lebih panjang umur dari suami (pria). Jika ada wanita ( istri) pendek umur dari suaminya, itu hanya "mujizat".
Jika sakit, seorang istri (wanita) jauh lebih ingin cepat pulih daripada jika suami ( pria ) yang sakit. Pasangan yang paling setia mendampingi pasangannya yang sedang sakit adalah istri. Perhatikanlah jika suaminya sakit.. sebentar2 istri akan datang menanyakan atau melihat suaminya. Namun jika istrinya yang sakit sebentar-sebentar suaminya "menghilang dari peredaran" dan jika ditanya kemana tadi, dalam 1 menit bisa muncul 10 alasan.

Seorang istri (wanita) jauh lebih kuat secara emosi dan mental daripada suami (pria). Buktinya istri memiliki kasih dan selalu berbesar hati.. namun seorang suami cuma menang suara besar, gertak besar, dan mata besar (melotot)

Seorang istri (wanita) jauh kuat secara fisik daripada seorang suami (pria). Buktinya pria memang sanggup mengangkat 30 kg beras, namun pasti segera meletakkannya, namun coba lihat wanita, sudah mengendong anaknya dipunggung, lengannnya membawa barang ( tas anak atau belanjaan) dan dia masih tetap bisa berjalan dan ngbrol2 sama temannya di pajak atau di perbelanjaan.
Selain itu yang paling telat tidur di malam hari dan paling cepat bangun di pagi hari adalah istri (wanita). Sementara yang paling cepat tidur di malam hari dan paling lambat bangun di pagi hari adalah suami (laki-laki).

Di samping itu, yang lama tahan mengasuh, menjaga dan bersama anak adalah istri (wanita). Jika suami yang mengasuh, menjaga, dan bersama anak, baru 1 jam saja, anak sudah nangis-nangis ( kalau tidak badannya merah-merah karena dicubit, dibentak-bentak dan diancam-ancam)
Mengapa wanita kelihatannya begitu jauh lebih "hebat" daripada pria. Bahan bakunya uda beda coyyyy... wanita diciptakan dari tulang, pria diciptakan dari debu.
 
Terima kasih buat istriku (kartiniku) yang telah sabar mendampingi aku selama ini

Para laki-laki, suami.. kasihilah istrimu....sama seperti engkau mengasihi dirimu sendiri

Salam Konseling oke

Jontrianto
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari.

Pahamilah orang lain

Jauh lebih mudah memberikan nasehat daripada menyiapkan telinga untuk mendengar
Jauh lebih mudah memberikan jalan keluar atau solusi daripada menolong memberikan jalan masuk
Jauh lebih mudah menilai orang lain daripada memahami perasaan orang
Jauh lebih mudah membandingkan orang lain daripada menempatkan diri seperti mereka
Jauh lebih mudah menyalahkan orang lain daripada melihat kesalahan dan kekurangan diri sendiri

Salam konseling oke

Jontrianto
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari.

Orangtua Menjadi Guru Di rumah Bagi Anaknya



Orangtua Menjadi Guru Di rumah Bagi Anaknya

Banyak orangtua yang menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru di sekolah dan guru di tempat les. Sehingga peran orangtua menjadi guru di rumah bagi anaknya sangat minim dan rendah. Orangtua kurang terlibat pada pendidikan anaknya.
Tidak jarang anak-anak  lebih mengingat dan lebih patuh pada perkataan seorang guru daripada orangtuanya. Ucapan atau perkataan guru yang positif dan negatif itu kerap diingat dan diulangi anak-anak ketika mereka berada di rumah.

Sebagian anak selalu bercerita pada orangtuanya tentang kejadian dan peristiwa yang dialaminya di sekolah. Beberapa anak mengatakan hal yang demikian pada orangtuanya:
1.       Ma, kata guruku.. siapa yang mematahkan pencil maka lehernya dipatahkan
2.       Ma, kata guruku.. siapa yang suka menjerit-jerit nanti lidahnya bisa putus
3.       Ma, kata guruku… tangannya nanti dipotong, bahkan ada yang anak yang merasa diancam, atau ditakut-takuti oleh gurunya.
4.       Ada juga anak yang mendapat kekerasan fisik dan verbal dari guru.
5.       Beberapa guru melakukan kebiasaan buruk salah satunya, menggigit kuku/jarinya di depan anak-anaknya.
6.       Dan masih banyak lagi.. kata guruku..

Perlu kita pahami bahwa sebagai seorang guru, mereka tidak luput dari berbagai masalah (masalah pribadi, keluarga, atau rumah tangga) yang dapat mempengaruhi emosinya, baik dari segi perilaku ataupun dari segi pola berkomunikasi (bicara). Tidak jarang orangtua mengeluhkan sikap, perilaku, atau cara komunikasi seorang guru. Saya memahami hal ini, mengingat saya pernah menjadi guru dan kepsek SMP selama 4 tahun. Banyak kegagalan sikap, perilaku, dan pola komunikasi yang saya lakukan di masa lampau.

Dalam beberapa seminar yang saya lakukan untuk para guru SD-SMA di beberapa sekolah, sebagian besar guru mengalami trauma ketika masa kanak-kanak, tanpa sadar terbawa ketika dewasa terlebih ketika dia menjadi guru. Trauma itu berupa hubungan yang kurang baik antara anak dan orangtua, mengalami kekerasan verbal dan fisik, luka batin, menyimpan kemarahan, dan lain sebagainya.  Di tambah lagi karena masalah pribadi atau keluarga yang tanpa sadar terbawa-bawa saat guru berada di sekolah.

Penting sekali bagi orangtua untuk terus memelihara hubungan dan komunikasi yang positif dengan guru anak-anak kita. Orangtua perlu berteman dan menjaga hubungan baik dengan guru kita. Semoga melalui kehadiran kita, kita dpat menolong guru-guru anak kita.

Sebagai orangtua, kita harus terlibat dalam pendidikan anak kita, orangtua perlu menjadi guru di rumah bagi anak-anaknya. Jika anak kita memberitahukan sikap atau ucapan guru yang negatif pada kita, adalah tugas kita memberikan edukasi atau meluruskan sikap atau ucapan guru itu pada anak kita.
Kemudian orangtua juga  harus menjaga komunikasi yang positif pada anak. Hentikan kekerasan verbal  (memaki, bicara kasar, sembrono, merendahkan dirinya) atau fisik pada anak.

Jika ada hal-hal yang sulit diatasi silahkan berkonsultasi dengan konselor Anda

Semoga Menolong

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari

Selasa, 19 April 2016

Jika Putus Dengan Pacar?

Jika Putus Dengan Pacar?

Bagaimana mengatasi sakit hati karena diputusin pacar?
1. Apa alasan pacar Anda memutuskan hubungan itu, jika dia lebih memilih wanita lain daripada Anda, mengapa Anda sakit hati?
2. Layakkah Anda sakit hati karena Pacar Anda ternyata adalah orang yang tidak setia pada Anda?
3. Coba renungkan ulang hubungan Anda, apakah ketika Anda putus dengan pacar Anda, itu semua karena Anda atau karena memang selama ini pacar Anda tidak mencintai Anda?
4. Mungkin saja selama ini dia hanya mencintai beberapa kelebihan Anda, atau dia adalah seorang yang belum dewasa emosi, mungkin saja selama ini dia hanya “memanfaatkan” Anda?
5. Banyak orang yang frustasi ketika putus dengan pacarnya dan akhirnya terus menerus menyalahkan dirinya. Mereka berpikir bahwa hubungan yang putus ini semuanya adalah karena kesalahannya. Opss…. Tunggu dulu…. Sebaiknya Anda membangun kokoh harga diri Anda, bahwa hubungan yang putus itu terjadi karena kedua belah pihak memiliki “kesalahan” yang sama
6. Sebagian orang mengalami trauma, sehingga tidak berani lagi menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka menjadi “alergi” jika ada lawan jenis yang melakukan PDKT kepadanya, bahkan sebagian lagi akhirnya memutuskan tidak berani menikah. Jika Anda sudah ke tahap ini, konsultasilah kepada konselor Anda.
7. Ingatlah bahwa pacaran termasuk tahap pengenalan, jagalah diri Anda dengan baik, hindari kontak fisik yang intim. Jadi kalaupun putus, sakitnya tidak kemana-mana, hanya “di sini”
8. Diputuskan pacar merupakan kesempatan berharga untuk mencari pacar yang lebih baik lagi. Pengalaman gagal akan membuat kita lebih selektif memilih pacar. Sebaiknya jika sudah putus dari pacar, berilah waktu bagi diri Anda untuk mengoreksi diri sendiri, sehingga ketika kelak membangun hubungan dengan orang lain semakin lebih baik.
9. Yang terakhir adalah merasakan sakit hati merupakan tanda bahwa masih ada cinta di hati Anda, bukankah lebih baik jika perasaan cinta itu bisa diberikan kepada orang yang tepat kelak. 


Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah

Jangan Malu Kalau Ada Keluarga Mengalami Depresi (bag 1)

Jangan Malu Kalau Ada Keluarga Mengalami Depresi (bag 1)

Saya bersyukur dan berterima kasih untuk teman-teman yang merefer/menghubungi saya jika ada keluarganya yang mengalami depresi. Beberapa klien sedang dalam proses pengobatan dan konseling.
Jika ada keluarga yang depresi apa yang dilakukan:
1. Sudah ada obat untuk depresi. Zaman sekarang ini sudah sangat baik, ada anti cemas, anti depresan, dll. Jika sudah makan obat, baru dapat dikonselingi
2. Jangan bawa keluarga ada kepada "orang pintar" karena hal itu akan semakin memperburuk keadaannya
3. Pendamping depresi butuh dikonseling. Mendampingi pasangan/keluarganya yang mengalami depresi bukanlah pekerjaan mudah. Pendamping juga harus dilatih untuk menolong keluarganya yang mengalami depresi
4. Jika sudah ada gejala-gelaja yang kelihatan, sebaiknya keluarga segera menolongnya, mencari konselor. Karena lebih cepat ditangani lebih baik. Lebih cepat ditangani, waktu pemulihan juga lebih cepat
5. Membedakan orang yang kerasukan setan dengan depresi sedikit sulit. Oleh karena itu, jika sudah keluarga Anda mengalami stres berat sebaiknya carilah bantuan profesional.
6. Saat ini banyak orang mengalami penyakit depresi, namun hanya beberapa yang bersedia ditolong dan terbuka, pada umumnya kita menutupnya rapat-rapat. Sehingga sering sekali pertolongan pada mereka yang mengalami depresi "agak terlambat"
7. Yang paling penting jangan malu memiliki keluarga yang depresi, jangan di kurung di dalam kamar, jangan takut orang tau. Ingat mereka bisa pulih, jika ditangani dengan benar dan obat yang tepat.
Semoga informasi ini menolong

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah
Bekerja sama dengan dokter Psikiater.

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Penting sekali edukasi tentang penyakit depresi di kalangan umat beragama. Minimnya pemahaman dan informasi mengenai penyakit ini, menggoda kita untuk menyembunyikan dan mendiamkan anggota keluarga kita yang menderita penyakit ini. Sebagian orang cenderung merasa aib dan malu jika memberitahukan pada orang lain jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit ini.
Malu untuk bertemu dokter psikiater atau konselor, karena ada mitos bahwa kalau sudah bertemu dokter psikiater pasti sudah "gila". Kalau bertemu konselor pasti sudah memiliki masalah. Faktanya adalah orang yang bertemu dokter psikiater dan konselor adalah orang yang dewasa mental dan emosi.
Saat ini banyak penderita depresi yang tidak tertolong karena minimnya edukasi dan pemahaman mengenai penyakit ini. Tidak jarang yang mencoba untuk bunuh diri. Ingat penderita depresi bisa pulih jika ditangani dengan benar dan bertemu orang yang tepat.
Keluarga atau pendamping yang anggota keluarganya penderita depresi juga butuh diedukasi, diberi pemahaman, dan keterampilan bagaimana mendampingi mereka yang memiliki anggota keluarga depresi. Keluarga atau pendamping memiliki pengaruh yang besar membuat orang depresi menjadi pulih atau malahan semakin parah yang dapat berakibat fatal bagi penderita depresi yaitu bunuh diri. Tidak jarang keluarga dan pendamping depresi juga ikut-ikutan "depresi" ( pemarah, tidak sabar, bicara ketus, mengancam, bertengkar, dll)
Lihatlah lembaga-lembaga agama, baik gereja atau vihara. Berapa banyak anggaran yang disediakan bagi anggotanya yang mengalami penyakit depresi. Seberapa sering umat diberi edukasi atau pemahaman tentang penyakit ini. Dari hasil pengamatan penulis, penderita depresi adalah orang-orang yang terabaikan/terhilang dari perhatian lembaga agama.
Inilah alasan saya mengapa saya bermimpi mendirikan pusat rehabilitasi penderita depresi. Spy meringankan beban keluarga atau pendamping penderita depresi.
Tuhan pasti mempertemukan orang-orang yang se-visi dan se-mimpi dengan saya.
Obat-obatan penderita depresi begitu mahal, pendampingan penderita depresi bukanlah hal yang mudah, mereka butuh kasih yang tidak terbatas, kesabaran, dan waktu dari kita. Penderita depresi, butuh diobati dan di konselingi. Keluarga atau pendamping penderita depresi butuh di konselingi.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Saya bekerja sama dengan dokter psikiater, beliau memiliki hati sosial yang tinggi..
Semakin besar luka/masalahmu, semakin besar kelak Engkau dipakai Tuhan untuk menolong orang lain
Rasa malu tidak pernah menolong dan memyembuhkan luka kita

Pertolongan datang saat kita berani terbuka.
Keterbukaan adalah awal pemulihan.

Salam konseling oke

Pdt. Jontrianto MTh konseling (cand)
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah.

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Penting sekali edukasi tentang penyakit depresi di kalangan umat beragama. Minimnya pemahaman dan informasi mengenai penyakit ini, menggoda kita untuk menyembunyikan dan mendiamkan anggota keluarga kita yang menderita penyakit ini. Sebagian orang cenderung merasa aib dan malu jika memberitahukan pada orang lain jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit ini.
Malu untuk bertemu dokter psikiater atau konselor, karena ada mitos bahwa kalau sudah bertemu dokter psikiater pasti sudah "gila". Kalau bertemu konselor pasti sudah memiliki masalah. Faktanya adalah orang yang bertemu dokter psikiater dan konselor adalah orang yang dewasa mental dan emosi.
Saat ini banyak penderita depresi yang tidak tertolong karena minimnya edukasi dan pemahaman mengenai penyakit ini. Tidak jarang yang mencoba untuk bunuh diri. Ingat penderita depresi bisa pulih jika ditangani dengan benar dan bertemu orang yang tepat.
Keluarga atau pendamping yang anggota keluarganya penderita depresi juga butuh diedukasi, diberi pemahaman, dan keterampilan bagaimana mendampingi mereka yang memiliki anggota keluarga depresi. Keluarga atau pendamping memiliki pengaruh yang besar membuat orang depresi menjadi pulih atau malahan semakin parah yang dapat berakibat fatal bagi penderita depresi yaitu bunuh diri. Tidak jarang keluarga dan pendamping depresi juga ikut-ikutan "depresi" ( pemarah, tidak sabar, bicara ketus, mengancam, bertengkar, dll)
Lihatlah lembaga-lembaga agama, baik gereja atau vihara. Berapa banyak anggaran yang disediakan bagi anggotanya yang mengalami penyakit depresi. Seberapa sering umat diberi edukasi atau pemahaman tentang penyakit ini. Dari hasil pengamatan penulis, penderita depresi adalah orang-orang yang terabaikan/terhilang dari perhatian lembaga agama.
Inilah alasan saya mengapa saya bermimpi mendirikan pusat rehabilitasi penderita depresi. Spy meringankan beban keluarga atau pendamping penderita depresi.
Tuhan pasti mempertemukan orang-orang yang se-visi dan se-mimpi dengan saya.
Obat-obatan penderita depresi begitu mahal, pendampingan penderita depresi bukanlah hal yang mudah, mereka butuh kasih yang tidak terbatas, kesabaran, dan waktu dari kita. Penderita depresi, butuh diobati dan di konselingi. Keluarga atau pendamping penderita depresi butuh di konselingi.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Saya bekerja sama dengan dokter psikiater, beliau memiliki hati sosial yang tinggi..
Semakin besar luka/masalahmu, semakin besar kelak Engkau dipakai Tuhan untuk menolong orang lain
Rasa malu tidak pernah menolong dan memyembuhkan luka kita

Pertolongan datang saat kita berani terbuka.
Keterbukaan adalah awal pemulihan.

Salam konseling oke

Pdt. Jontrianto MTh konseling (cand)
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah.

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Jangan malu jika memiliki keluarga penderita depresi. (Bag 2)

Penting sekali edukasi tentang penyakit depresi di kalangan umat beragama. Minimnya pemahaman dan informasi mengenai penyakit ini, menggoda kita untuk menyembunyikan dan mendiamkan anggota keluarga kita yang menderita penyakit ini. Sebagian orang cenderung merasa aib dan malu jika memberitahukan pada orang lain jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit ini.
Malu untuk bertemu dokter psikiater atau konselor, karena ada mitos bahwa kalau sudah bertemu dokter psikiater pasti sudah "gila". Kalau bertemu konselor pasti sudah memiliki masalah. Faktanya adalah orang yang bertemu dokter psikiater dan konselor adalah orang yang dewasa mental dan emosi.
Saat ini banyak penderita depresi yang tidak tertolong karena minimnya edukasi dan pemahaman mengenai penyakit ini. Tidak jarang yang mencoba untuk bunuh diri. Ingat penderita depresi bisa pulih jika ditangani dengan benar dan bertemu orang yang tepat.
Keluarga atau pendamping yang anggota keluarganya penderita depresi juga butuh diedukasi, diberi pemahaman, dan keterampilan bagaimana mendampingi mereka yang memiliki anggota keluarga depresi. Keluarga atau pendamping memiliki pengaruh yang besar membuat orang depresi menjadi pulih atau malahan semakin parah yang dapat berakibat fatal bagi penderita depresi yaitu bunuh diri. Tidak jarang keluarga dan pendamping depresi juga ikut-ikutan "depresi" ( pemarah, tidak sabar, bicara ketus, mengancam, bertengkar, dll)
Lihatlah lembaga-lembaga agama, baik gereja atau vihara. Berapa banyak anggaran yang disediakan bagi anggotanya yang mengalami penyakit depresi. Seberapa sering umat diberi edukasi atau pemahaman tentang penyakit ini. Dari hasil pengamatan penulis, penderita depresi adalah orang-orang yang terabaikan/terhilang dari perhatian lembaga agama.
Inilah alasan saya mengapa saya bermimpi mendirikan pusat rehabilitasi penderita depresi. Spy meringankan beban keluarga atau pendamping penderita depresi.
Tuhan pasti mempertemukan orang-orang yang se-visi dan se-mimpi dengan saya.
Obat-obatan penderita depresi begitu mahal, pendampingan penderita depresi bukanlah hal yang mudah, mereka butuh kasih yang tidak terbatas, kesabaran, dan waktu dari kita. Penderita depresi, butuh diobati dan di konselingi. Keluarga atau pendamping penderita depresi butuh di konselingi.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Saya bekerja sama dengan dokter psikiater, beliau memiliki hati sosial yang tinggi..
Semakin besar luka/masalahmu, semakin besar kelak Engkau dipakai Tuhan untuk menolong orang lain
Rasa malu tidak pernah menolong dan memyembuhkan luka kita

Pertolongan datang saat kita berani terbuka.
Keterbukaan adalah awal pemulihan.

Salam konseling oke

Pdt. Jontrianto MTh konseling (cand)
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah.

Jangan Malu Jika Memiliki Keluarga Penderita Depresi. (Bag 3)

Jangan Malu Jika Memiliki Keluarga Penderita Depresi. (Bag 3)

Penyebab Depresi
1. Karena patah hati, putus cinta, dan pisah dengan pasangan
2. Kehilangan orang terdekat, biasanya akan terasa sakit jika orang tersebut memiliki hubungan batin yang dalam dengan kita
3. Karena tekanan ekonomi, kehilangan pekerjaan, bisnis bangkrut, dan kebutuhan hidup lainnya.
4. Karena sering sekali mendapat kekerasan fisik dan verbal (mental) baik dari orangtua atau pasangan. Dalam jangka waktu yang lama pasti tidak tahan
5. Memiliki trauma pada masa kecil, contohnya: Pengalaman ditinggalkan, luka batin pada orangtua, mengalami pelecehan, dan dibully
6. Mengalami gangguan kecemasan ( takut, cemas, kuatir berlebihan, memikirkan yang “bukan-bukan”), merasa bersalah, dan gangguan tidur.
7. Yang bersangkutan adalah orang yang cenderung tertutup, sulit curhat atau sharing pada orang lain, cenderung menekan dan memendam perasaan.
8. Karena mengalami penyakit tertentu yang sulit sembuh.
9. Merasa ditolak dan tidak diterima oleh pasangan dan keluarga besar.
10. Penderita depresi tidak memandang usia, dari anak-anak sampai usia lanjut berpotensi mengalami depresi

Zaman ini, hampir setiap orang memiliki potensi untuk mengalami depresi. Oleh karena itu kita perlu merawat diri kita dengan baik. Kita kerap melakukan cek rutin untuk kesehatan fisik kita, namun jangan lupa untuk memberi perhatian untuk melakukan cek rutin bagi kesehatan jiwa (mental) kita.
Jangan malu jika Anda atau keluarga Anda penderita depresi. Mereka dapat pulih jika ditangani dengan benar dan bertemu dengan orang yang tepat.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Jika Anda memiliki pasangan atau keluarga penderita depresi segeralah berkonsultasi pada konselor dan dokter psikiater. Sebelum mereka semakin parah, bijaksanalah mencari bantuan profesional.
Semakin besar luka/masalahmu, semakin besar kelak Engkau dipakai Tuhan untuk menolong orang lain

Rasa malu tidak pernah menolong dan memyembuhkan luka kita
Pertolongan datang saat kita berani terbuka.
Keterbukaan adalah awal pemulihan.

Salam konseling oke

Pdt. Jontrianto MTh konseling (cand)
Konselor keluarga dan okultisme
Penulis buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini indah.

"penghibur sialan" (Ayub 16:1-2)

Ketika Ayub mengalami masalah; Usahanya bangkrut, anak-anaknya meninggal dunia, istrinya meninggalkannya, karyawannya meninggal dunia dan meninggalkannya. Selain itu Ayub kehilangan seluruh harta bendanya, dari orang kaya menjadi jatuh miskin dan yang paling menyedihkan Ayub jatuh sakit parah (pada zaman itu sakit ayub merupakan najis bagi orang)
Datanglah sahabat-sahabat Ayub: Ayub 2:11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia
Namun setelah teman-temannya berbicara begitu banyak pada Ayub, berkatalah Ayub kepada mereka demikian:
Ayub 16:1-2 Tetapi Ayub menjawab: "Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur sialan kamu semua!
Ada berapa banyakkah teman kita yang menjadi "penghibur sialan"? Teman yang cenderung menghakimi dan mengajari kita, tanpa memahami perasaan kita? teman yang cenderung mempersalahkan kita, seolah-olah kita salah semua? teman yang kalimat-kalimatnya sepertinya baik, tetapi justru sepertinya lebih pandai/rohani dari kita? Mereka kerap membandingkan-bandingkan kita dengan dirinya atau dengan diri orang lain. Perkataan yang acapkali mereka gunakan adalah: "Masak gitu saja kamu...... masalahku lebih berat dari masalahmu... banyak orang lain yang memiliki masalah tidak sepertmu mengatasinya, itulah apa ku bilang, di mana imanmu, kurang berdoa, kurang percaya, dan lain sebagainya".
Ayub mengatakan kepada teman seperti ini "penghibur sialan kamu semua"
Jika kita memiliki teman yang sedang dalam keadaan masalah, luka, sakit hati atau fisik, apayang harus dilakukan:
1. Turutlah empati
2. Terimalah, pahamilah, dan setujuilah perasaannya
3. Hendaklah cepat mendengar dan lambat berkata-kata (yang mereka butuhkan adalah telinga kita untuk mendengar; bukan mulut kita yang banyak bicara
4. Bersabarlah mendampingi mereka; kadang sikap mereka bisa menjengkelkan kita; sabarlah pada pertumbuhan orang lain dan sabarlah pada pertumbuhan diri sendiri;
5. Tidak perlu memberi nasehat dan membanding-bandingkannya pada siapapun
6. Jangan menyelepelekan/merohanikan masalah mereka (menganggap bahwa masalah itu hanya masalah kecil)
7. Biasanya masalah itu terjadi/meledak karena sudah disimpan/dipendam begitu lama
8. Pada umumnya setiap orang ingin agar masalahnya cepat-cepat berlalu, ubahlah pola pikir ini..belajarlah menghadapi masalah, jalanilah kesulitannya dan teruslah mengandalkan Tuhan dalam hidup kita
9. Mereka membutuhkan kasih yang tidak terbatas dari kita.
Jika Anda tidak mampu melakukan hal ini (1-9) sebaiknya janganlah bertemu mereka, karena mungkin saja kehadiran Anda malah menambah luka baru bagi mereka.
Semoga kita menjadi teman yang baik bagi orang lain.
Jadilah penghibur yang baik,

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Hidup Ini Indah dan Inilah Yang Aku Cari

Kamis, 14 April 2016

Bukan iman, tetapi moral..



Bukan iman, tetapi moral..

Kita cenderung tidak bermasalah soal iman, namun kita cenderung bermasalah soal moral/karakter.
Ada orang yang kelihatannya taat beragama, namun moral/karakternya rendah
Ada orang yang berpendidikan tinggi, namum moral/karakternya juga rendah
Ada orang yang tidak taat beragama dan tidak berpendidikan tinggi, namun moral/karakternya rendah..
Moral/karakter itu seharusnya dibentuk atau terbentuk dalam keluarga asal. Namun banyak di antara kita yang tidak mendapatkannya
Sebagian orang menutupi kelemahan moral/karakternya dengan embel-embel rohani, taat mengikuti aktifitas keagamaan, hidup bertopeng...
Yang seharusnya terus menerus diperbaharui (manusia lama) adalah bersangkutpaut dengan moral/karakter..
Orang lain punya alasan salah menilai kita... kitalah yang harus memaklumi mereka, bukan sebaliknya...
Jangan terpengaruh dan fokus pada penilaian itu...supaya hati Anda tidak kesal atau marah...
Tidak usah juga terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berargumentasi dan membela diri, karena memang pemahaman pikiran itu (pikiran mereka dengan pikiran kita) masih sangah jauh jaraknya...
Kelak... seiring dengan waktu, bertambah pengalaman, dan adanya proses belajar.. mereka akan sampai ke tahap pemahaman yang lebih baik lagi. Sehingga mereka akan mengerti dan memahami mengapa kita bertindak demikian...
Hanya orang yang nilai dirinya kuatlah, mampu memahami orang lain...
Sabarlah dengan diri kita dan sabarlah dengan pertumbuhan orang lain

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah

Mengapa harus iri



Mengapa harus iri

Jangan iri kalau melihat orang lain sudah sukses atau berhasil, karena kita tidak melihat bagaimana kesulitannya ketika dia merintis karirnya
Jangan iri melihat teman sepelayanan mendapat jabatan yang lebih tinggi dari kita karena mereka pasti memulainya dari bawah..atau setelah itu mereka juga bisa menduduki posisi yang di bawah
Jangan memiliki talenta yang suka mencari kesalahan orang demi menggoncang kedudukannya, karena kalau kita di posisinya, belum tentu kita lebih baik dari padanya
Jangan menerima pekerjaan atau pelayanan yang di luar jurusan atau bidang Anda hanya untuk mendapatkan materi, belajarlah memberikan rekomendasi/refer kepada orang yang memang di bidangnya. Jangan takut kalah pamor, atau tidak populer karena itu. Orang yang memahami keterbatasannya dan bidangnya adalah orang yang selalu kreatif dan dicari orang
Kenalilah kemampuan Anda dan kenalilah kemampuan partner Anda, janganlah bersaing untuk menerima pujian atau disukai banyak orang, tetapi berusahalah saling bersanding..
Contoh: Jika partner Anda suka duduk, berikankah tanggung jawab yang bersifat administrasi (menteri dalam negeri), jika partner Anda adalah orang yang tidak bisa duduk diam, berikanlah tugas yang bersifat melayani/berjumpa manusia ( menteri luar negeri)
Jangan takut orang lain lebih populer daripada Anda dan jangan takut dengan merekomendasi/refer suatu tugas kepada orang yang memang di bidangnya akan membuat menurunkan nilai Anda, itu hanya mitos. Dengan kerendah-hatian itu, maka kita menyadari bahwa masing-masing orang memiliki kelebihan yang berbeda dan kita tidak bisa mengerjakan banyak hal sendirian.
Karena sumber konflik di setiap organisasi, rumah tangga, bisnis, dan lain-lain, adalah tidak memahami kemampuan dirinya dan tidak memahami kemampuan partnernya.

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah

Untuk orangtua



Untuk orangtua

1. Jangan memberikan anak (usia 3-12 thn) gadget yang dapat mengakses internet, jika anak Anda mengambil HP Anda, pastikan data internetnya dalam posisi off
2. Jika anak Anda suka melihat film animasi di HP Anda. Downloadlah film animasi yang baik dan dampingilah anak Anda ketika menontonnya (nonton bareng bersama anak).
3. Bimbinglah anak Anda ketika dia menonton adegan action atau berbau romantis. Jika adegan action beritahu padanya bahwa itu adalah animasi dipukul tidak sakit, tetapi kalau kita manusia dipukul bisa sakit. Jika adegan berbau romantis, beritahu padanya bahwa itu adalah hal yang tidak baik dilakukan anak2.
4. Ajarlah sejak dini kepada mereka, jika melihat orang yang tidak berbusana di tv atau di film atau di internet, hal itu adalah malu ( minta dia beritahu kepada orangtua jika dia tak sengaja melihatnya).
5. Bagunlah hubungan batin yang kuat dengan anak, terutama sebelum tidur, berceritalah kepadanya dan mintalah anak bercerita tentang bagaimana perasaannya sehari itu, termasuk di sekolahnya
6. Jangan anggap sepele cerita anak, bisa saja anak Anda mengalami pembullyan oleh sahabat-sahabatnya, kita harus akfif membangun harga dirnya dan meluruskan hal- hal yang negatif tentang dirinya atau tentang sahabatnya.
7. Saat ini, banyak anak TK atau SD yang sudah pernah melihat gambar atau situs yang berbau pornografi, sebaiknya orangtua lbh hati2 jika membuka FB atau internet di depan2 anak.
8. Bagi para suami/istri, simpanlah baik2 koleksi film porno Anda, jangan tercecer dan sembarangan letak (jika ada), tetapi jika film porno itu Anda simpan di HP Anda, segeralah delete, karena bisa saja Anda lalai dan anak Anda tak sengaja melihatnya ( sudah ada kasus seperti ini terjadi)
9. Ajarlah pendidikan seksual pada anak Anda sejak dini, baik ketika sedang mandi bersama, jangan malu menjelaskan tentang organ tubuh kita kepada mereka. Ajarkanlah mengenai sentuhan aman dan sentuhan tidak aman. Ajarkanlah jika orang lain menyentuh anak Anda dan dia merasa tidak aman, ajarkan kepadanya agar dia memberontak atau meminta bantuan kepada orang sekitar.
10. Jika anak Anda selalu gelisah dan sulit tidur, jika dia membayangkan atau memikirkan hal-hal yang seharusnya dipikirkan seusianya, carilah bantuan profesional segera..lebih cepat ditangani lebih akan menolong Anda dan anak Anda.

Salam Konseling Oke

Jontrianto
Konselor Keluarga dan Okultisme
Penulis Buku: Inilah Yang Aku Cari dan Hidup Ini Indah